Materi Photoshop dalam blog ini sudah pindah dan dilanjutkan ke Belajar Tutorial Photoshop. Komentar dan pembahasan tentang Photoshop juga akan diteruskan di sana. Informasi lebih lanjut tentang kepindahan ini bisa dibaca di sini. Untuk selanjutnya, blog ini akan diisi dengan artikel-artikel dengan materi bahasan lain.

Rabu, 23 Mei 2007

Psikologi dalam desain grafis

Dalam minggu-minggu ini, aku mengajar di Smile Group pusat. Ada seorang siswaku yang dari fakultas psikologi. Mengingatkan kalau aku sendiri juga lulusan fakultas psikologi ( lulus dengan predikat hampir di-DO ) ...malu juga kalau inget waktu itu. Lantas, kenapa sampai malah ngajar desain grafis? Mungkin karena hobi saja sejak dulu senang dengan gambar-gambar di komputer. Dan ceritanya lagi mungkin agak panjang, ntar malah dikira narsis, wong cuma masang photoku yang super ngganteng di blog ini aja sudah dibilang sama Fauzhee katanya narsis ..he..he, biar aja. Tapi ntar kuganti deh photoku disamping ini.
( update: sudah kuganti )

Beberapa malam yang lalu, aku mbikin rangkuman berita "Psychology role in airport development". So, aku jadi pengin nulis juga tentang psikologi dalam blog ini.
Psikologi mempunyai cakupan luas dan ada di segala bidang (kira-kira seperti ini dulu semboyanku dulu waktu kuliah). Dari judul post ini kayaknya terlalu hebat ya. "Psikologi dalam desain grafis". Soalnya desain grafis yang sampai sekarang juga aku masih susah menjelaskan kalau ada yang nanya desain grafis itu apa. Dalam post ini aku cuma ingin membahas tentang warna aja sih sebenarnya.

Ada sebuah artikel tentang Color Psychology, Do different colors affect your mood? Dari artikel ini bisa kusimpulkan seperti ini, bahwa tiap warna mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu, dan tiap warna mempunyai perbedaan persepsi di komunitas yang berbeda (weleh, mulai timbul istilah-istilah asing ya, biar dikira pinter waktu kuliah dulu).

Warna Hitam
Menunjukkan warna simbol kekuasaan dan ketangguhan. Dalam pemilihan warna busana, hitam sering digunakan untuk menunjukkan kesan kurus dan langgeng. Tapi sering juga simbol kekuasaan pada warna hitam digunakan untuk menampilkan kesan jahat...hii.

Warna Putih
Menunjukkan kesan suci, bersih, lugu, murni, ringan, netral, dan fleksibel. Warna putih sering digunakan pada bidang kedokteran, ulama, iklan-iklan yang berkesan murni. Warna ini sering juga kugunakan untuk membuat foto-foto yangn terkesan glamour.

Warna Merah
Asyik nih, warna cinta. Sering juga diapresiasikan untuk menunjukkan emosi atau debaran jantung. Mudah digunakan untuk menarik perhatian. Sebagai pengembangan dari warna merah adalah pink (merah muda), yang sering digunakan sebagai warna romantis dan sering berefek menenangkan (terutama bagi yang mendapat kado berwarna kertas pink, dengan isi coklat dan mawar...).

Warna Biru
Warna yang kontras efeknya dengan merah. Mungkin cocok juga ya jika dipadukan seperti bajunya Spiderman atau Superman. Biru adalah warna kalem, ketenangan, menenangkan, namun juga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari akibat efek menenangkan, warna biru dapat membuat orang lebih konsentrasi.

Warna Hijau
Sering digunakan untuk menampilkan suasana alam dan pepohonan. Hijau merupkan warna yang menyegarkan, mungkin sebagai akibat seringnya kita makan sayuran ya? Warna hijau tua/gelap cocok digunakan untuk memberi kesan jantan dan sehat.

Warna Kuning
Kuning adalah warna yang berkesan optimis, dan termasuk golongan warna yang mudah menarik perhatian. Warna ini dapat digunakan untuk menaikkan metabolisme. Mungkin ada yang pernah memperhatikan kenapa iklan produk makanan sering menggunakan perpaduan warna kuning, merah, atau hijau?

Warna Ungu
Warna yang menunjukkan kemewahan, kekayaan, feminim, artistik, kuno, dan romantis.

Warna coklat
Menunjukkan kesan kokoh dan kuat. Warna ini bisa juga digunakan untuk memberi kesan sedih.

Masih banyak juga ya, sebenarnya perkembangan atau variasi-variasi warna lain? Jadi gunakan aja sebagai pertimbangan kalau milih warna. Karena menurut aliran behavioristik dan humanistik tiap individu akan mempersepsi...weh sudah aja ya, ntar malah dikira bener-bener pinter psikologi. Lha wong dulu ngapalin teorinya Jung, Maslow, Freud, dan lain-lainnya aja susah banget.

0 komentar: